Medialabuanbajo,- Wakil Ketua Komisi XIII DPR RI, Andreas Hugo Pareira (AHP) mengajak mahasiswa dan masyarakat untuk lebih peka terhadap pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) yang terjadi di sekitar kita.
Hal itu ia sampaikan saat menggelar seminar tentang “Masyarakat Sadar Ham” bertempat di Politeknik eL Bajo Commodus, Kabupaten Manggarai Barat, Provinsi NTT, Jumat 14 November 2025.
Andreas mengungkapkan, pelanggaran terhadap hak asasi gampang sekali ditemukan, karena sering terjadi di depan mata.
Andreas mengaku prihatin karena kasus-kasus hukum tersebut sering kali diabaikan begitu saja. Masyarakat seolah-olah tidak mau tahu dengan kondisi yang terjadi di tengah-tengah mereka.
“Banyak hal yang terjadi di lingkungan kita, namun tidak kita sadari. padahal itu terkait dengan melanggar hak orang atau mengintimidasi orang. Banyak orang yang tidak berani menyampaikan itu” kata Politisi PDI Perjuangan itu.
Sebab itu, kegiatan sosialisasi tentang sadar HAM sangat penting, supaya bisa mengetahui apa yang menjadi hak kita dan hak orang lain. Dengan harapan, tidak ada lagi yang melanggarnya.
Menurutnya, kasus pelanggaran HAM sering terjadi di kampus dan sekolah, seperti bullying, pelecehan, intimidasi, represif dari guru terhadap siswa.
Selain itu, menurut Andreas pelaku pelanggaran HAM berpotensi dilakukan antara lain oleh orang yang punya kuasa secara politis, orang yang punya kuasa secara ekonomi, termasuk orang yang punya kuasa secara fisik.l
“Orang yang menggunakan kekuasaannya juga untuk menekan orang, yang punya uang untuk mengeksploitasi orang, yang pintar membodohi orang lain, nah itu juga bagian dari pelanggaran HAM” katanya.
Andreas mengatakan, saat ini pendidikan tentang etika dan moral makin berkurang, sehingga kasus-kasus bullying masih sering terjadi di kampus maupun sekolah. Akibatnya tiba-tiba ada mahasiswa yang menghilang, tidak mau datang lagi ke kampus, takut dibully.
“Bisa jadi ini akibat ketidakpedulian orang terhadap apa yang terjadi di depan mata kita setiap hari,” duga politisi PDI Perjuangan itu.
Terhadap fakta-fakta ini, menurut Andreas perlu peningkatan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya penghormatan, perlindungan, pemenuhan, penegakan, dan pemajuan Hak Azasi Manusia (P5HAM).
Pemahaman akan HAM harus dimulai sejak dini melalui pendidikan dan program sosial yang berkelanjutan. Dia beralasan P5HAM bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi juga tanggung jawab semua elemen.
“Dengan implementasi nyata di masyarakat, kita bisa menciptakan lingkungan yang adil, setara, dan berkeadaban,” ujarnya.
Andreas mengajak semua pihak untuk bersinergi dalam mewujudkan masyarakat yang sadar HAM, antara lain dengan terus memberikan pengawasan terhadap kebijakan publik agar sesuai prinsip-prinsip HAM.
Untuk diketahui, Kegiatan seminar yang dipandu oleh Emanuel Suryadi itu berlangsung interaktif antara pembicara dan peserta.
Selain Andreas Hugo Pareira, kegiatan itu juga menghadirkan dua pembicara lainnya, yakni RD. Rikardus Manggu dengan materi Pandangan Geraja Katolik tentang Hak Asasi Manusia, dan Giyanto selaku Direktur Penguatan Kapasitas HAM MKPU Kemenkumham RI, dengan materi “Nilai Pancasila sebagai Pondasi Perlindungan HAM”.
Seminar Masyarakat Sadar HAM tersebut, diikuti ratusan mahasiswa eL Bajo Commodus, dosen, mahasiswa, biarawan/biarawati, dan jurnalis. (*)















