Berita  

Momen Bule Menangis dan Memeluk Peti Jenazah Kekasihnya di NTT

Medialabuanbajo.com,- Seorang pelatih selancar, Adrianus Gado meninggal dunia setelah disambar petir di Pantai Berawa, Canggu, Provinsi Bali pada 18 Oktober 2025 saat sedang mengajar tamunya.

Insiden tersebut terjadi saat cuaca di kawasan itu gerimis dan mulai gelap. Kejadian ini menjadi pengingat untuk selalu waspada terhadap kondisi cuaca dan segera mencari tempat berlindung saat terjadi badai petir.

Gado sapaan akrabnya diketahui merupakan pria asal Desa Bera, Kecamatan Mego, Kabupaten Sikka, Provinsi NTT. Usai kejadian, jasad Gado dipulangkan ke kampung halamannya.

Namun yang membuat peristiwa ini begitu mengguncang publik bukan hanya karena kepergiannya yang mendadak, melainkan karena cinta sejati yang ditinggalkannya sebuah kisah lintas negara yang kini berakhir dalam linangan air mata.

Di rumah duka, seorang perempuan bule asal Belanda terlihat terus memeluk peti jenazah sang kekasih. Tangisnya pecah, tubuhnya bergetar tak kuasa menahan kesedihan.

Berulang kali ia menyebut nama sang pemuda, seolah berharap semua ini hanyalah mimpi buruk yang segera berakhir.

Perempuan itu datang jauh dari negeri seberang, meninggalkan kenyamanan negara asalnya demi hidup sederhana bersama pria yang ia cintai di Nusa Tenggara Timur.

“Dia bukan hanya tamu. Dia sudah seperti keluarga,” ujar salah satu kerabat almarhum.

Hubungan mereka dikenal hangat dan tulus. Tanpa kemewahan, tanpa pencitraan. Cinta mereka begitu bersahaja dipupuk oleh kebersamaan dan ketulusan.

Namun takdir berkata lain. Petir menyambar, dan dalam sekejap, kebahagiaan yang mereka bangun hancur tanpa peringatan.

Momen perpisahan di pemakaman membuat banyak orang yang hadir tak sanggup menahan air mata. Sang perempuan masih memeluk peti jenazah erat-erat, seakan menolak melepaskan kepergian pria yang menjadi rumah baginya di tanah asing.

Warga Sikka ikut larut dalam duka mendalam. Banyak yang menyebut ini sebagai kisah cinta sejati, cinta yang melampaui bahasa, budaya, dan batas negara. Namun juga menjadi pengingat, bahwa tak ada yang lebih kuat dari garis takdir.

Kini Sikka menyimpan satu kisah yang tak akan pernah dilupakan: cinta yang indah, namun tak pernah sempat merencanakan selamanya. (*)

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *