Medialabuanbajo.com,- Kapal Wisata/Dive Boat ‘Apik’ di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat-NTT telah merusak terumbu karang di titik Koordinat Sebayur kecil, Lintang: -8° 30.599903′ Bujur: 119° 41.999870′ Kedalaman 5 mtr -7 mtr.
Kerusakan terumbu karang tersebut terjadi akibat pergeseran jangkar Kapal Apik yang dikemudi Riswan.
Kapten Kapal Apik, Riswa mengakui bahwa kapal yang dikemudinya sebagai pemicu kerusakan terumbu karang di titik koordinat Sebayur Kecil.
“Benar bang itu kami kemarin,” kata Riswan singkat melalui pesan WhatsApp, Minggu (26/10/2025).
Riswan yang ditanya kronologi kejadian enggan menjelaskan secara rinci kepada awak media.
“Besok saya mnghadap (menghadap-red) ke kantor Syahbandar bang biar besok sya(saya,red) jlaskan(jelaskan,red) disana bang,” ungkap Riswan
Ketua P3KOM Minta Pelaku Ditindak Tegas
Terkait insiden perusakan terumbu karang di Sebayur Kecil, Ketua Perkumpulan Penyelam Profesional Komodo (P3KOM), Marsel Betong meminta otoritas terkait untuk menindak tegas pelaku.
Marsel menegaskan, tindakan tegas perlu diberikan terhadap pelaku agar tidak menimbulkan efek domino berupa pelanggaran serupa oleh pihak lain.
“Pelaku perlu ditindak tegas karena ini benar-benar sudah merusak keindahan laut. Kalau tidak, akan ada oknum berikutnya yang melakukan pelanggaran yang sama,” tegasnya.
Ia menambahkan, peristiwa tersebut sangat disayangkan mengingat wisata bahari kini menjadi daya tarik utama Labuan Bajo, bahkan mulai menggeser dominasi wisata berbasis satwa Komodo.
“Kami sangat prihatin dengan kejadian ini, karena jumlah tamu yang datang menikmati keindahan bawah laut di Labuan Bajo meningkat signifikan. Ikonik di Labuan Bajo sekarang bukan Komodo dragon lagi, tapi sudah bergeser ke wisata baharinya,” ujar Marsel.
Menurutnya, wisatawan penyelam dan snorkeler bahkan dapat tinggal hingga satu minggu di Labuan Bajo, dan sebagian besar merupakan repeat guest yang rutin datang setiap tahun untuk menikmati pesona bawah lautnya.
“Tamu diving dan snorkelling bisa tinggal satu minggu di Labuan Bajo, dan banyak repeat guest yang setia datang tiap tahun untuk diving, bukan untuk lihat Komodonya,” tambahnya.
Sebagai bentuk tanggung jawab profesi, P3Kom berkomitmen untuk mengumpulkan data pelanggaran di lapangan, serta mendorong pihak terkait agar segera melakukan rehabilitasi dan penanaman kembali terumbu karang yang rusak.
“Sebagai organisasi profesi yang tiap hari bekerja di kawasan, kami siap mendukung langkah konkret sesuai kapasitas kami dengan mengumpulkan data pelanggaran, mendorong penanaman kembali terumbu karang yang rusak, dan berharap pengawasan diperketat oleh pihak berwenang,” tutupnya. (*)















