Berita  

Dandim 1630 Mabar Apresiasi Pengembangan Pertanian Hidroponik Desa Batu Cermin

Medialabuanbajo.com,- Dandim 1630/Manggarai Barat, Letkol Inf Budiman Manurung, S.E., M.I.P., melakukan kunjungan ke lokasi pertanian Hidroponik Desa Batu Cermin, Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, Rabu 15 Oktober 2025.

Selain meninjau lokasi pengembangan pertanian hidroponik, kunjungan itu juga dirangkaikan dengan pengecekan lokasi yang akan dijadikan Koperasi Merah Putih Desa Batu Cermin.

Dalam kegiatan itu, Dandim didampingi oleh personel Kodim 1630/Manggarai Barat serta turut hadir Babinsa dan Bhabinkamtibmas setempat.

Kunjungan itu berlangsung dalam suasana penuh keakraban dan semangat kebersamaan antara aparat TNI, pemerintah desa, dan masyarakat setempat.

“Kami datang untuk melihat langsung kegiatan hidroponik yang dijalankan masyarakat Desa Batu Cermin dan mengecek lokasi yang direncanakan menjadi Koperasi Merah Putih. Potensi pertanian modern seperti ini sangat penting untuk mendukung ketahanan pangan lokal, terutama di wilayah pariwisata seperti Labuan Bajo,” ujar Letkol Inf Budiman Manurung.

Letkol Budiman menambahkan, kegiatan pengembangan pertanian hidroponik merupakan bentuk inovasi yang sejalan dengan semangat kemandirian pangan dan ekonomi masyarakat.

Ia mengapresiasi masyarakat Batu Cermin yang telah mengembangkan sistem pertanian modern dengan memanfaatkan lahan terbatas di kawasan perkotaan.

“Kami dari Kodim 1630/Manggarai Barat siap mendukung setiap upaya masyarakat yang ingin membangun ekonomi secara mandiri dan berkelanjutan. Koperasi Merah Putih nantinya diharapkan menjadi wadah bagi petani dan pelaku usaha lokal untuk berkolaborasi dan memperkuat ekonomi desa,” ujarnya.

Setelah meninjau tenda hidroponik, Letkol Budiman juga menyempatkan diri berdialog dengan beberapa warga yang terlibat dalam pengelolaan lahan hidroponik.

Untuk diketahui, pengembangan pertanian hidroponik Desa Batu Cermin digagas oleh Petani Milenial Muda Muda Berkarya Desa Batu Cermin, dan mendapat dukungan penuh dari pemerintah Desa.

Inovasi tumbuh dari tangan para pemuda, yang menjawab tantangan pangan dan iklim melalui budidaya hidroponik. Program ini dirancang untuk menjawab dua tantangan sekaligus yakni ketahanan pangan di wilayah perkotaan dan mengoptimalkan pemanfaatan lahan terbatas.

Program pertanian modern ini menjadi langkah nyata dalam membuka peluang usaha baru bagi masyarakat sekaligus memperkenalkan praktik pertanian ramah lingkungan.

Budidaya selada keriting menjadi pilihan utama dalam metode tanam tanpa tanah ini, yang hanya mengandalkan air bernutrisi sebagai media tumbuh.

Sebelum memutuskan pertanian hidroponik, Petani Milenial Muda Berkarya melihat situasi lahan pertanian dan kondisi debit air di wilayah Desa Batu Cermin.

Setelah itu melakukan survei di sektor pariwisata di Labuan Bajo, terkait jenis sayur mayur yang dibutuhkan dan standar kualitasnya.

Mereka memilih hidroponik, karena itu merupakan salah satu pertanian modern yang tidak menyusahkan orang muda.

Melalui metode hidroponik, mereka dapat menanam selada berkualitas premium tanpa bergantung pada lahan luas. Hasil panen ini memiliki nilai jual tinggi dan diharapkan mampu meningkatkan pendapatan petani serta membuka akses pasar baru.

Pertanian hidroponik tidak hanya meningkatkan produksi pangan, tetapi juga menjadi bentuk adaptasi terhadap keterbatasan lahan dan tantangan perubahan iklim.

Pertanian hidroponik juga merupakan salah satu upaya Patani Milenial Muda Desa Batu Cermin untuk mendukung pariwisata Labuan Bajo.

Tidak hanya budidaya sayur selada melalui pertanian hidroponik, Petani Muda Milenial Muda Desa Batu Cermin juga bekerja sama dengan sejumlah pihak untuk pemasaran hasil pertanian. Seperti kapal wisata, pelaku UMKM, Roxy Grup, dan yang paling banyak adalah kerja sama dengan dapur MBG.

Didukung Penuh Pemerintah Desa

Kepala Desa Batu Cermin, Marianus Yono Jehanu mengakui, inisiatif ini lahir dari usulan pemuda desa pada Musyawarah Desa 2024.

Pemerintah desa merespons cepat dengan mengarahkan Dana Desa untuk mendukung program tersebut.

“Kami tidak hanya bicara teknologi, tapi juga memberdayakan pemuda untuk membangun masa depan desa. Ini bukan sekadar produksi pangan, tapi soal kemandirian dan perubahan,” katanya.

Yono menjelaskan, Desa Batu Cermin berpenduduk 6.924 jiwa. Sebagian besar warganya bekerja sebagai pegawai negeri dan swasta, sementara hanya sebagian kecil yang masih bertani secara konvensional. Curah hujan yang tidak menentu dan minimnya sumber air menyebabkan pertanian tradisional sulit berkembang.

“Kami berada di wilayah yang curah hujan tidak menentu dan minim sumber air, sehingga pertanian konvensional tidak optimal” katanya.

Sehingga, pertanian hidroponik menjadi salah satu solusi untuk menjawab tantangan tersebut.

Langkah Awal dan Hasil Menjanjikan

Pada 2024, sebanyak enam petani milenial memulai budi daya hidroponik selada keriting dengan dukungan Dana Desa sebesar Rp36 juta. Mereka membangun satu tenda pembibitan dan dua tenda produksi.

Dalam setahun, hasil panen dijual ke hotel, restoran, kapal wisata, pasar tradisional, dan masyarakat lokal, menghasilkan omzet Rp54 juta.

Melihat tingginya permintaan, Pemerintah Desa Batu Cermin mengalokasikan Rp258 juta dari Dana Desa 2025, atau sekitar 20 persen dari total dana ketahanan pangan, melalui Badan Usaha Milik Desa (BumDes) Mitra Bersama Batu Cermin. Tahun ini, tenda produksi bertambah menjadi 20 unit dan melibatkan 14 petani milenial.

“Dari Desa Batu Cermin, kami memulai langkah kecil yang berdampak besar. Ketahanan pangan bisa dibangun dari desa, oleh desa, untuk desa,” kata Yono.

Namun, ia tidak menampik adanya tantangan seperti keterbatasan air musiman, dominasi sistem tadah hujan, serta mindset masyarakat dan kompetisi dengan produk pangan dari luar daerah.

Yono menegaskan bahwa pemerintah desa berkomitmen memberikan dukungan melalui pembinaan, pelatihan, dan fasilitasi akses pasar bagi kelompok tani yang memiliki semangat wirausaha di bidang pertanian modern. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *