Medialabuanbajo.com,- Kapolres Manggarai AKBP Hendri Syaputra, dengan Bupati Manggarai Heribertus G.L. Nabit, menggelar pertemuan dengan tokoh masyarakat Tengger, Desa Nao, Kecamatan Satar Mese Utara.
Kegiatan itu dilakukan dalam rangka menjaga stabilitas keamanan dan memperkuat sinergitas masyarakat.
Kapolres Manggarai AKBP Hendri Syaputra mengatakan pertemuan tersebut, membahas kasus penganiayaan di lokasi galian pasir Wae Reno, Kecamatan Wae Ri’i, yang terjadi pada Sabtu, 4 Oktober 2025 lalu, yang berujung pada meninggalnya salah satu warga Tengger, Gabriel Vamikum Kasem (56), di RSUD Ruteng akibat serangan jantung.
AKBP Hendri menjelaskan sebelum meninggal dunia, almarhum sempat mendatangi Mako Polres Manggarai bersama sekitar 50 warga untuk menuntut penangkapan pelaku penganiayaan.
“Saat berada di Polres, almarhum mendadak mengalami serangan jantung dan segera dilarikan ke RSUD Ruteng oleh petugas SPKT menggunakan mobil patroli untuk mendapat pertolongan medis,” katanya.
Sebagai bentuk kepedulian, pada Minggu, 5 Oktober 2025, Bupati Manggarai dan Kapolres Manggarai telah melayat ke rumah duka di Tengger Desa Nao, untuk menyampaikan ungkapan duka cita dan menyerahkan bantuan berupa uang duka, beras 50 kg, gula 50 kg, serta satu ekor babi.
Kehadiran mereka disambut hangat oleh keluarga besar almarhum dalam suasana penuh kekeluargaan.
Pada kesempatan itu Kapolres Hendri, juga menyampaikan apresiasi kepada tokoh masyarakat Tengger atas kerja sama dan peran aktif dalam menjaga situasi kamtibmas tetap kondusif.
“Kami berterima kasih kepada tokoh masyarakat Tengger yang terus menjaga keamanan dan ketertiban. Polres Manggarai selalu terbuka untuk menerima saran, kritik, dan masukan demi peningkatan kualitas pelayanan kami kepada masyarakat,” ujarnya.
Dalam kesempatan itu mewakili, masyarakat Tengger, Wily menyampaikan apresiasi dan rasa terima kasih kepada Bupati dan Kapolres Manggarai atas perhatian dan kepedulian mereka terhadap keluarga almarhum.
“Bahwa meninggalnya almarhum Gabriel Vamikum Kasem murni karena serangan jantung, dan pihak keluarga tidak mempermasalahkan kejadian tersebut,” ucap Wily.
Ia mengungkapkan bahwa permasalahan awal terkait penganiayaan di lokasi galian pasir Wae Reno sedang diupayakan penyelesaian secara kekeluargaan.
Selain itu, ia juga minta dukungan dari pemerintah dan Polres Manggarai dalam acara pernikahan anak sulung almarhum yang direncanakan berlangsung pada 30 Desember 2025.
Sementara itu, Bupati Manggarai Heribertus G.L. Nabit, menyampaikan rasa terima kasih atas inisiatif tokoh masyarakat Tengger yang datang langsung untuk berdialog dalam semangat kekeluargaan.
Bupati juga menyampaikan komitmennya untuk membantu anak almarhum yang akan diwisuda dalam waktu dekat, termasuk berupaya mencarikan lapangan pekerjaan, serta berpartisipasi dalam acara pernikahan anak sulung almarhum sesuai dengan adat dan budaya Manggarai.
“Kita semua adalah bagian dari keluarga besar Manggarai. Setiap persoalan akan lebih mudah diselesaikan jika dilakukan dengan komunikasi yang baik dan niat tulus untuk menjaga keharmonisan bersama,”ucap Bupati Hery Nabit. (*)















